Sejarah alternatif: Apa yang terjadi jika Pan-Afrikanisme berhasil?

Sejarah alternatif: Apa yang terjadi jika Pan-Afrikanisme berhasil?

Konteks

Pan-Afrikanisme adalah sebuah ideologi yang menuntut dipersatukannya semua atau sebagian negeri-negeri di Afrika. Pelopornya adalah Marcus Garvey asal Jamaika. Pada awal abad ke-20, negara-negara Eropa berlomba-lomba mendapatkan daerah jajahan di Afrika dan membagi-bagi wilayah Afrika untuk jajahan mereka sendiri. Pada waktu yang bersamaan juga muncul ideologi Pan-Afrikanisme, bukan hanya itu, sebuah gerakan keagamaan bernama Rastafarianisme, yang mengatakan bahwa Haile Selassie adalah Sang Mesias dan Ethiopia adalah tanah yang dijanjikan, didirikan di Jamaika. Pada akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20, banyak negara-negara di Afrika memperoleh kemerdekaannya. Pada saat yang bersamaan dengan dekolonisasi Afrika, beberapa pemimpin di Afrika, seperti Kwane Nkrumah, Julius Nyerere, Thomas Sankara, Moammar Gaddafi, mengadvokasikan pan-Afrikanisme, tetapi mereka tidak berhasil untuk mempersatukan semua atau sebagian negeri-negeri di Afrika. Tetapi bagaimana jika dalam garis waktu alternatif ini ada tokoh yang berhasil mempersatukan sebagian negeri-negeri di Afrika?

Skenario

Pada akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20, penjajah Eropa berlomba-lomba mendapatkan daerah jajahan mereka di Afrika (Scramble for Africa) untuk mendapatkan sumber daya alam. Dalam upaya Scramble for Africa, penjajah Eropa membagi-bagi wilayah Afrika untuk jajahan mereka sendiri. Pada zaman Perang Dunia Pertama, Jerman kalah dan akhirnya harus kehilangan daerah jajahannya akibat Perjanjian Versailles, Tanzania harus diserahkan ke Inggris, Kamerun dibagi dua dan dibagi menjadi utara (milik Perancis) dan selatan (milik Inggris), Togo diserahkan kepada Perancis dan Western Togoland diserahkan kepada Inggris. Pada waktu yang bersamaan dengan Traktat Versailles, muncullah gerakan pan-Afrikanisme, yang menuntut dipersatukannya semua atau sebagian negeri-negeri di Afrika, dimana tokoh pelopornya adalah Marcus Garvey asal Jamaika. Di saat yang bersamaan juga muncul sebuah gerakan keagamaan bernama Rastafarianisme, yang mengatakan bahwa Haile Selassie adalah Sang Mesias dan Ethiopia adalah tanah yang dijanjikan. Karena adanya dua gerakan tersebut, orang-orang Negro di Amerika banyak yang mempunyai keinginan untuk kembali ke Afrika. Begitu pula yang terjadi dalam garis waktu alternatif ini, tetapi perbedaannya adalah Marcus Garvey berhijrah ke Afrika untuk membebaskan orang-orang Afrika dari penjajahan Inggris. Dalam waktu yang bersamaan dalam garis waktu alternatif ini, orang-orang Negro di Amerika Utara, Karibia dan Amerika Selatan berbondong-bondong berhijrah ke Afrika dalam garis waktu alternatif ini, Marcus Garvey berjuang untuk membebaskan daerah-daerah jajahan Inggris di Afrika dari penjajahan. Dalam perjuangan Marcus Garvey yang terjadi dalam garis waktu alternatif ini, Marcus Garvey menuntut dipersatukannya semua daerah jajahan Inggris di Afrika untuk bersatu dan merdeka, negara yang ingin didirikan oleh Marcus Garvey dalam garis waktu alternatif ini adalah sebuah negara federal yang berideologi nasionalis (Federal Republic of Africa).

Dalam garis waktu alternatif ini, terjadi peperangan antara penjajah Inggris dan orang-orang Afrika di negeri yang nantinya dipimpin oleh Marcus Garvey, dan peperangan itu akan dimenangkan oleh orang-orang Afrika. Setelah merdeka, Republik Federal Afrika akan menjadi regional superpower di wilayah Afrika, tetapi bukan berarti bahwa negara tersebut tidak akan diduduki oleh negara lain. Dalam garis waktu alternatif ini, Perang Dunia Kedua tetap terjadi, Pearl Harbour tetap dibom oleh Jepang, Partai Nazi tetap berkuasa di Jerman. Kekuatan-kekuatan yang terlibat dalam Perang Dunia Kedua terbagi menjadi dua, yaitu Inggris-Amerika Serikat-Uni Soviet dan Jerman-Italia-Jepang. Dalam Perang Dunia Kedua alternatif ini, Italia menduduki seluruh wilayah Afrika, karena itu, ada perlawanan dari orang-orang Afrika.

Pada pertengahan abad ke-20 alternatif ini, Republik Federal Afrika meganeksasi Ethiopia, Eritrea, Djibouti, Somalia, Libya bagian Barat, Angola dan Mozambik. Bukan hanya itu yang terjadi, dekolonisasi di negara-negara Afrika lainnya juga terjadi. Dalam garis waktu alternatif ini, Malcolm X berhijrah ke Afrika untuk membebaskan daerah-daerah jajahan Perancis di Afrika Barat dari penjajahan. Pada tahun 1950an dalam garis waktu alternatif ini, akan terjadi perang besar-besaran di Afrika, kelompok separatis muncul di Republik Federal Afrika. Dalam garis waktu alternatif ini, Mesir dan Ethiopia memisahkan diri dari Republik Federal Afrika, bahkan terjadi peperangan dalam memperjuangkan kemerdekaan kedua negara tersebut.

Dalam garis waktu alternatif ini, terjadi peperangan antara penjajah Perancis dan orang-orang Afrika Barat di negeri yang nantinya dipimpin oleh Malcolm X (États-Unis d'Afrique Occidentale) dan peperangan itu akan dimenangkan oleh orang-orang Afrika Barat. Setelah merdeka, negara Afrika Barat akan menganeksasi Guinea Bissau, Kabo Verde dan Sahara Barat. Kelompok separatis pun muncul di negara Afrika Barat alternatif ini dan akan berperang untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsanya. Dalam garis waktu alternatif ini, wilayah Sahara Barat, Mauritania dan Mali bagian utara, atau yang disebut Azawad dalam garis waktu alternatif ini, akan memisahkan diri dari negara Afrika Barat. Bukan hanya Azawad, Kabo Verde pun akan memisahkan diri dari negara Afrika Barat. Dalam garis waktu alternatif ini, Republik Federal Afrika berubah menjadi Republik Federal Afrika Timur

Pada akhir abad ke-20 alternatif ini, tetap terjadi peperangan di berbagai wilayah di Afrika, karena beberapa negara di Afrika mengalami kekacauan politik. Tetapi dalam garis waktu alternatif ini, tidak ada konflik di Sudan dan Uganda, karena kedua negara tersebut tidak ada. Sudan dan Uganda dalam garis waktu alternatif ini adalah bagian dari Republik Federal Afrika Timur.

Dalam garis waktu alternatif ini, Gadaffi tetap mempunyai ambisi untuk menyatukan seluruh Afrika, tetapi tidak berhasil, sebagaimana dalam garis waktu yang sebenarnya, karena Gadaffi tetap digulingkan pada tahun 2011 alternatif ini.

Comments

Popular posts from this blog

Alternative history: What if the Soviet Union never invaded Afghanistan?

Alternative history: What if Franz Ferdinand was never assassinated?

Liyangan