Sejarah alternatif: Apa yang terjadi jika Kartago menguasai seluruh Semenanjung Iberia

Sejarah alternatif: Apa yang terjadi jika Kartago menguasai seluruh Semenanjung Iberia?

Konteks

Kartago, sebuah negara wilayah kekuasaan bangsa Fenisia di Afrika Utara, merupakan salah satu negara yang kuat di kawasan Laut Tengah di antara abad ke-6 hingga ke-3 SM. Kartago menjadi kuat karena adanya rute perdagangan lewat laut, wilayah yang kaya akan sumber daya alam dan bala tentara yang terampil. Setelah kalah berperang dengan bangsa Romawi pada zaman Perang Punic Pertama, Kartago memperluas wilayah kekuasaannya di Semenanjung Iberia, yang kini merupakan wilayah Spanyol dan Portugal, untuk kembali membangun ekonomi dan kekuatan militernya. Hannibal, seorang jenderal dari Kartago, memperluas wilayah kekuasaan Kartago di Semenanjung Iberia dan mendirikan kota Gadir (kini bernama Cádiz) untuk mempermudah akses ke tambang perak dan timah. Akan tetapi, keberadaan Kartago di Semenanjung Iberia hanya di beberapa daerah saja dan bangsa Romawi akhirnya memukul mundur mereka. Karena ada ketegangan antara bangsa Romawi dan Kartago di Semenanjung Iberia, terjadilah peperangan yang dikenal sebagai Perang Punic Kedua, dimana Hannibal melintasi pegunungan Alpen untuk menyerang kota Roma. Tetapi, apa yang terjadi jika Kartago berhasil menguasai seluruh Semenanjung Iberia?

Skenario

Pada abad ke-3 SM, terjadi peperangan antara Kartago dan bangsa Romawi yang dikenal dengan sebutan Perang Punic, dan peperangan terjadi sebanyak tiga kali. Pada Perang Punic Pertama, antara tahun 264-241 SM, Kartago dikalahkan oleh bangsa Romawi, baik dalam garis waktu sebenarnya dan garis waktu alternatif ini. Akan tetapi, Perang Punic Kedua akan dimenangkan oleh Kartago walaupun tidak sampai kepada tahap dimana Kartago menyerang Roma. Dalam garis waktu alternatif ini, seluruh wilayah Semenanjung Iberia menjadi wilayah Kartago, tetapi Semenanjung Iberia akan membentuk negara yang terpisah dari Kartago, dan negara tersebut akan disebut Carthago Magna (Kartago Raya) oleh bangsa Romawi. Tetapi itu bukan berarti bahwa Carthago Magna akan dikuasai oleh bangsa Kartago selama-lamanya. Dalam garis waktu alternatif ini, kaisar Augustus menjadikan Carthago Magna sebagai wilayah kekuasaan Imperium Romawi, atau dalam kata lain menganeksasi wilayah tersebut untuk perdagangan budak.

Karena Carthago Magna dijadikan wilayah kekuasaan bangsa Romawi, penduduk Kartago banyak yang dikirim ke wilayah lain, seperti Semenanjung Italia, Pannonia (kini bagian dari Hongaria), Dacia (kini bagian dari Rumania) dan Anatolia karena dianggap berpotensi untuk melawan kekuasaan bangsa Romawi. Dalam garis waktu alternatif ini, terjadi pemberontakan budak di kawasan Pannonia, dan pemberontakan tersebut tidak digagalkan karena lokasi Pannonia yang terlalu jauh dari Roma, bahkan kerajaan bangsa Kartago yang berpusat di Pannonia menjadi sebuah kerajaan besar yang menguasai wilayah yang kini menjadi bagian dari Republik Ceko, Slovakia, Polandia dan Ukraina.

Dalam garis waktu alternatif ini, keruntuhan Imperium Romawi tetap terjadi, dan banyak bangsa-bangsa lainnya yang disebut barbarian oleh bangsa Romawi menyerang wilayah eks kekuasaan Imperium Romawi, termasuk bangsa Vandal dan Visigoth, kemudian Semenanjung Iberia pun diinvasi oleh kerajaan Islam Arab, yakni kerajaan Bani Umayyah. Akan tetapi, ada sedikit perbedaan, karena para budak dari bangsa Assyria akan dikirim ke Semenanjung Iberia untuk mencegah perlawanan oleh penduduk asli. Walaupun para budak berbangsa Assyria banyak dikirim ke Semenanjung Iberia, pemberontakan budak terjadi, dan pemberontakan tersebut tidak ditumpas karena kerajaan Islam di Semenanjung Iberia terlalu lemah, bahkan wilayah kekuasaan bangsa Assyria dijadikan bagian dari kerajaan Kristen Spanyol.

Reconquista, yakni perebutan kekuasaan antara kerajaan Islam dan kerajaan Kristen Spanyol, tetap terjadi dalam garis waktu alternatif ini, dan penduduk keturunan Assyria menjadi korban pengusiran besar-besaran di wilayah kekuasaan Kerajaan Kristen Spanyol (Castile) karena dianggap kaki tangan musuh. Akan tetapi, warga keturunan Assyria diberikan otonomi dan dibolehkan tinggal di Kepulauan Canarias, yang merupakan wilayah Spanyol.

Bangsa Spanyol dan Portugis dalam garis waktu alternatif ini tetap menjadi pelopor penjelajahan samudera, dan tidak akan ada perbedaan yang signifikan antara garis waktu yang sebenarnya dan garis waktu alternatif ini. Perbedaannya sangat kecil, yakni mengenai bahasa yang digunakan di wilayah Spanyol, karena terdapat penutur bahasa Suryani, atau lebih tepatnya Neo-Aramaik Timur, di Kepulauan Canarias. Spanyol pasca-Franco dalam garis waktu alternatif ini sedikit berbeda, dalam hal ini wilayah Kepulauan Canarias, seperti Katalonia dan Negeri Basque, diberikan otonomi yang lebih luas dalam kerangka negara Spanyol.

Comments

Popular posts from this blog

Hak LGBT di Eropa

Alternative history: What if the Ancient Egyptians became a superpower?

Alternative history: What if the Reconquista failed