Sejarah alternatif: Apa yang terjadi jika Jepang tidak pernah menyerang Pearl Harbour

Sejarah alternatif: Apa yang terjadi jika Jepang tidak pernah menyerang Pearl Harbour?

Konteks

Perang Dunia Kedua adalah salah satu peperangan yang terbesar dalam sejarah manusia yang terjadi antara 1939 dan 1945. Dalam Perang Dunia Kedua, ada dua pasukan yang terlibat, yaitu pasukan Sekutu (Inggris-Amerika Serikat-Uni Soviet-Perancis) dan pasukan Poros (Jerman-Italia-Jepang). Pada tanggal 9 Desember 1941, Jepang menyerang Pearl Harbour. Tetapi bagaimana jika Jepang tidak menyerang Pearl Harbour?

Skenario

Dalam garis waktu yang sebenarnya, Jepang menyerang Pearl Harbour karena mereka ingin mencapai ambisinya untuk mengekspansi wilayah kekuasaan dan menjadi superpower di Asia. Sedangkan dalam garis waktu alternatif ini, penyerangan Pearl Harbour oleh Jepang digagalkan oleh Uni Soviet dengan alasan Uni Soviet ingin mengekspansi ke wilayah yang terdapat pelabuhan air hangat dan menyebarkan ideologi mereka ke seluruh dunia, Amerika Serikat tidak terlibat dalam tahap awal Perang Dunia Kedua karena Pearl Harbour tidak diserang oleh Amerika Serikat. Bukan hanya Jepang, Korea dan Tiongkok pun diinvasi oleh Uni Soviet.

Ada banyak perbedaan antara garis waktu yang sebenarnya dan garis waktu alternatif ini, yaitu penyebaran paham komunisme. Dalam garis waktu yang sebenarnya, komunisme menjadi dasar negara Tiongkok sesudah Perang Dunia Kedua (1949). Sedangkan dalam garis waktu alternatif ini, negara-negara boneka ciptaan Uni Soviet didirikan di Asia Timur (Jepang, Korea dan Tiongkok) pada tahun 1941 dan seluruh wilayah Asia Timur jatuh ke tangan komunis. Bukan hanya Asia Timur, sebagian wilayah Eropa Utara (Jerman, Austria, Denmark, Belanda, Belgia dan Luxembourg) dan seluruh wilayah Eropa Timur , termasuk Yunani, jatuh ke tangan komunis. Dalam garis waktu alternatif ini tidak akan ada Jerman Barat dan Jerman Timur dan tidak akan ada Tembok Berlin.

Amerika dalam garis waktu alternatif ini tetap menjadi superpower dan Brazil (dibawah Vargas) yang menyerang Pearl Harbour karena mereka mempunyai ambisi untuk menjadi superpower di kawasan Amerika Latin. Brazil akan menduduki Kepulauan Falklands (lepas pantai Argentina) dan seluruh wilayah Pasifik dan Asia Tenggara. Brazil akan bergabung dengan pasukan Poros dan begitu pula dengan Spanyol. Dalam garis waktu yang sebenarnya, Spanyol menjadi negara netral saat Perang Dunia Kedua dan Jerman Nazi menduduki Perancis bagian Utara. Dalam garis waktu alternatif ini, Spanyol menduduki seluruh wilayah Afrika Utara dan Perancis bagian Utara, karena Jerman sudah jatuh ke tangan komunis (termasuk wilayah Alsace-Lorraine).

Italia dalam garis waktu yang sebenarnya menduduki Albania, sebagian wilayah Yunani dan Afrika Utara, sedangkan dalam garis waktu alternatif kami, Italia menduduki Siprus, Afrika Timur Laut, Timur Tengah (kecuali Arab Saudi). Italia tetap menjadi dedengkot pasukan Poros dalam Perang Dunia Kedua.

Dalam garis waktu yang sebenarnya, sebagian wilayah Afrika Tengah dikuasai Belgia sampai tahun 1960an, sedangkan dalam garis waktu alternatif ini, wilayah yang disebut Republik Demokratik Kongo terus dikuasai Belgia sampai tahun 1980an dan terjadi industrialisasi besar-besaran yang dilakukan oleh penjajah Belgia yang nantinya mengakibatkan Republik Demokratik Kongo merdeka sebagai negara maju, sedangkan Rwanda dan Burundi menjadi kerajaan yang merdeka dari protektorasi Belgia pada tahun 1940an.

Dalam hal pasca-Perang Dunia Kedua, garis waktu yang sebenarnya dengan garis waktu alternatif ini memiliki banyak persamaan, namun ada sedikit perbedaan. Persamaan nya adalah Perang Dingin tetap terjadi sampai bubarnya Uni Soviet, sedangkan perbedaannya adalah Jerman dan Austria tidak akan dibagi-bagi atas zona pendudukan militer dalam garis waktu alternatif ini, sedangkan dalam garis waktu kami, Jerman dan Austria dibagi-bagi atas zona pendudukan militer. Bukan hanya itu, garis waktu berakhirnya kolonialisme di Asia dan Afrika pun hanya ada sedikit perbedaannya antara garis waktu yang sebenarnya dan garis waktu alternatif ini.

Comments

Popular posts from this blog

Alternative history: What if the Soviet Union never invaded Afghanistan?

Alternative history: What if Franz Ferdinand was never assassinated?

Liyangan