Sejarah alternatif: Apa yang terjadi jika Reconquista gagal?

Sejarah alternatif: Apa yang terjadi jika Reconquista gagal?

Konteks

Pada tahun 711, Tariq bin Ziyad, seorang jenderal yang beragama Islam, menyeberangi selat antara Afrika dan Eropa dan berhasil memperluas wilayah kekuasaan wangsa Umayyah, kemudian sebagian besar Semenanjung Iberia menjadi wilayah kekuasaan Umayyah dan hanya bagian tertentu yang tetap menjadi wilayah kekuasaan kerajaan Kristen Spanyol. Pada tahun 722, terjadi pertempuran antara tentara Umayyah dan tentara kerajaan Kristen Spanyol yang dimenangkan oleh kerajaan Asturias, yakni kerajaan Kristen Spanyol, dan pada peristiwa itulah dimulai Reconquista, yakni upaya memperebutkan kembali Semenanjung Iberia oleh kerajaan Kristen Spanyol. Pada tahun 750, gejolak politik yang terjadi di dunia Islam mengakibatkan wangsa Abbasiyah berkuasa, kemudian Abd Al-Rahman I, seorang pangeran dari wangsa Umayyah, melarikan diri dari Damaskus ke semenanjung Iberia, kemudian mendirikan Kerajaan Córdoba, dan Reconquista terus berlangsung hingga ratusan tahun. Pada tahun 1492, kerajaan Islam terakhir di Semenanjung Iberia, yakni Kerajaan Granada, bubar karena wilayahnya berhasil diambil alih oleh kerajaan Castille, yakni kerajaan Kristen Spanyol. Tetapi apa yang terjadi jika upaya Reconquista gagal?

Skenario

Dalam garis waktu yang sebenarnya, Tariq bin Ziyad, seorang jenderal yang beragama Islam, menyeberangi selat antara Afrika dan Eropa dan berhasil memperluas wilayah kekuasaan wangsa Umayyah, begitu pula yang terjadi dalam garis waktu alternatif ini. Setelah penaklukan Semenanjung Iberia yang dipimpin oleh Tariq bin Ziyad, sebagian besar Semenanjung Iberia menjadi wilayah kekuasaan Umayyah, dan hanya bagian utara yang tetap menjadi wilayah kekuasaan kerajaan Asturias, yakni kerajaan Kristen Spanyol. Pada tahun 722, pertempuran antara tentara Umayyah dan tentara kerajaan Asturias terjadi di sebuah kota yang bernama Covadonga, yang dimenangkan oleh kerajaan Asturias, baik dalam garis waktu yang sebenarnya maupun dalam garis waktu alternatif ini. Pada tahun 750, Abd Al-Rahman I, seorang pangeran dari wangsa Umayyah, melarikan diri dari Damaskus ke semenanjung Iberia setelah wangsa Abbasiyyah berkuasa, kemudian mendirikan kerajaan Córdoba,baik dalam garis waktu yang sebenarnya maupun dalam garis waktu alternatif ini, akan tetapi ada pertempuran lagi yang dimenangkan oleh kerajaan Islam. Dalam garis waktu alternatif ini, kerajaan Córdoba berhasil menguasai seluruh bagian dari semenanjung Iberia, dan raja Asturias diasingkan ke wilayah kerajaan Frank (yang kini disebut Perancis).

Pada tahun 912, raja-raja dari kerajaan Asturias dibolehkan untuk kembali ke wilayah kerajaan Córdoba, kemudian tidak lama setelah itu mereka memberontak melawan kerajaan Córdoba karena mereka menganggap bahwa umat Kristen di kerajaan Córdoba dianggap sebagai warga negara kelas dua, kemudian pemberontakan tersebut berhasil dan kerajaan Asturias, Galicia dan León terbentuk.

Pada tahun 929, Abd Al-Rahman III memproklamirkan diri sebagai khalifah, baik dalam garis waktu yang sebenarnya maupun dalam garis waktu alternatif ini. Setelah puluhan tahun, beberapa kerajaan-kerajaan Kristen terbentuk dan terus berperang dengan kerajaan Córdoba hingga memperebutkan kembali sebagian Semenanjung Iberia.

Pada tahun 1031, kerajaan Córdoba terpecah-pecah menjadi kerajaan kecil-kecil yang bernama tha'ifah, baik dalam garis waktu yang sebenarnya maupun dalam garis waktu alternatif ini. Setelah puluhan tahun, negara-negara tha'ifah saling memerangi satu sama lain, tetapi dalam garis waktu alternatif ini, salah satu negara tha'ifah, berusaha mempersatukan bagian-bagian dari Semenanjung Iberia yang dikuasai umat Islam, kemudian setelah berpuluh-puluh tahun, bagian-bagian dari Semenanjung Iberia yang dikuasai umat Islam berhasil dipersatukan.

Setelah bagian-bagian dari Semenanjung Iberia yang dikuasai umat Islam semuanya dipersatukan, kerajaan-kerajaan Kristen Spanyol bersikeras memerangi kerajaan Islam yang ada di Semenanjung Iberia, kemudian terjadi sebuah pertempuran dimenangkan oleh kerajaan Islam, yang mengakibatkan seluruh Semenanjung Iberia jatuh ke tangan penguasa Muslim, dan raja-raja yang beragama Kristen diharuskan untuk membayar upeti yang sangat mahal. Setalah Semenanjung Iberia berhasil dipersatukan dibawah kekuasaan Islam, bangsa-bangsa Eropa tidak menganggap Semenanjung Iberia sebagai bagian dari Eropa, walaupun secara geografis berada di Eropa, karena adanya perbedaan agama. 

Perang Salib tetap terjadi dalam garis waktu alternatif ini, karena kerajaan-kerajaan Kristen di Eropa mempunyai misi untuk menguasai kembali Yerusalem.

Setelah Perang Salib dimenangkan oleh umat Islam, raja-raja di Semenanjung Iberia yang beragama Kristen memberontak dengan semangat Reconquista, tetapi pemberontakan tersebut digagalkan.

Meskipun umat Islam sudah berkuasa selama berabad-abad di Semenanjung Iberia, tetapi umat Kristen tetap menjadi mayoritas.

Dalam garis waktu alternatif ini, kerajaan Islam Maroko tidak menguasai Semenanjung Iberia, karena negara-negara tha'ifah telah disatukan menjadi sebuah negara besar. Kerajaan Banu Marin, yakni kerajaan Islam Maroko, menjadikan kerajaan Islam yang ada di Semenanjung Iberia sebagai negara yang berada dibawah kekuasaan mereka.

Penaklukan Konstantinopel oleh Kekaisaran Utsmaniyah tetap terjadi dalam garis waktu alternatif ini, oleh karena itu bangsa-bangsa Eropa harus mencari jalur perdagangan lainnya menuju Asia. Dalam garis waktu alternatif ini, akan ada persaingan antara negara-negara Kristen di Eropa dan kerajaan Islam di Semenanjung Iberia untuk mencari jalur perdagangan baru.

Garis waktu alternatif ini tidak hanya mempengaruhi sejarah Semenanjung Iberia, tetapi juga mempengaruhi daerah lain. Dalam garis waktu alternatif ini, penjelajahan samudera akan menjadi suatu persaingan antara kerajaan Islam di Semenanjung Iberia dan negara-negara Kristen di Eropa.

Dalam garis waktu alternatif ini, benua Amerika tidak akan selama-lamanya menjadi negeri yang tidak diketahui. Akan ada penjelajah benua Amerika, entah dari bangsa Arab maupun dari bangsa Eropa. Saat bangsa Arab menjelajahi benua Amerika, mereka akan berdagang dengan pribumi Amerika, dan akan menggunakan kesempatan itu untuk menyebarkan agama Islam.

Dalam garis waktu alternatif ini, benua Amerika tidak akan dikuasai oleh bangsa Eropa sepenuhnya. Kerajaan-kerajaan Islam akan muncul di benua Amerika dan akan berdagang dengan suku-suku lainnya di benua Amerika. Bangsa Inggris dan Belanda dalam garis waktu alternatif ini akan tetap menjelajahi benua Amerika.

Yang menguasai penjelajahan samudera dalam garis waktu alternatif ini bukan bangsa Spanyol dan Portugis, tetapi bangsa Arab dan Venezia. Perdagangan budak Atlantik akan tetap terjadi dalam garis waktu alternatif ini, tetapi yang dibawa bukan hanya budak-budak dari Afrika, budak-budak dari Eropa Timur akan dibawa ke benua Amerika.

Dalam garis waktu alternatif ini, benua Amerika yang akan berbeda dengan benua Amerika dalam garis waktu yang sebenarnya. Dalam garis waktu alternatif ini, benua Amerika akan terbagi secara kultural menjadi White America dan Moorish America. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa negara-negara di kawasan Moorish America akan selama-lamanya menjadi negara merdeka, sebab suatu saat, penjajah Eropa datang untuk mencari daerah jajahan mereka demi mendapatkan sumber daya alam di sana. 

Seiring dengan munculnya nasionalisme di Eropa, negara-negara di kawasan Moorish America akan memisahkan diri dari penjajah Eropa. Semenanjung Iberia akan memisahkan diri dari kerajaan Alawi (Maroko).

Comments

Popular posts from this blog

Alternative history: What if the Soviet Union never invaded Afghanistan?

Alternative history: What if the Ancient Egyptians became a superpower?

Liyangan